Ikhtisar:Prediksi untuk Gold untuk hari ini cenderung masih menunjukan penurunan meski terlihat seperti terkoreksi, namun perlu di ingat bahwa harga gold secara garis besar masih menunujukan kenaikan sehingga pola penurunan ini masih dalam jangak pendek. Hasil rilis berita kemarin Purchasing Managers' Index (PMI) Non-Manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) melebihi ekspektasi pasar dengan mencatat angka 52,7, yang menunjukkan berlanjutnya ekspansi di sektor jasa. Namun, Job Openings and La
Analisa Teknikal
Continuation Bearish / Turun
Level Supply : 2049.51 – 2043.12
Prediksi untuk Gold untuk hari ini cenderung masih menunjukan penurunan meski terlihat seperti terkoreksi, namun perlu di ingat bahwa harga gold secara garis besar masih menunujukan kenaikan sehingga pola penurunan ini masih dalam jangak pendek. Hasil rilis berita kemarin Purchasing Managers' Index (PMI) Non-Manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) melebihi ekspektasi pasar dengan mencatat angka 52,7, yang menunjukkan berlanjutnya ekspansi di sektor jasa. Namun, Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLT) melaporkan lowongan pekerjaan turun ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir sebanyak 8,733 juta, yang mengisyaratkan adanya pendinginan di pasar tenaga kerja. Dengan demikian jelang rilis berita tersebut cenderung beragam sehingga melanjutkan penurunan. Secara trend belum ada tanda pembalikan yang cukup signifikan untuk pagi ini.
Analisa Fundamental
Harga emas spot naik tipis pada Rabu (06/12) pagi ini setelah jatuh dari level di atas $2.100 akibat kembali kuatnya Dolar AS. Pergeseran ini mengindikasikan meningkatnya minat terhadap Dolar di kalangan investor.
Pukul 07.55 WIB, harga emas spot sedikit naik 0,12% di $2.021,84/oz pasca berakhir turun 0,52% pada sesi Selasa (05/12) kemarin dan harga emas berjangka naik 0,18% di $2.040,05 usai ditutup menguat 0,64% pada Selasa.
Indeks dolar AS naik 0,24% di 103,900 pada penutupan sesi Selasa. Lanskap ekonomi menunjukkan sinyal-sinyal yang beragam. Purchasing Managers' Index (PMI) Non-Manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) melebihi ekspektasi pasar dengan mencatat angka 52,7, yang menunjukkan berlanjutnya ekspansi di sektor jasa. Namun, Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLT) melaporkan lowongan pekerjaan turun ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir sebanyak 8,733 juta, yang mengisyaratkan adanya pendinginan di pasar tenaga kerja.
Ke depan, para pelaku pasar mengalihkan sorotannya kepada data tenaga kerja yang akan datang untuk mendapat wawasan tambahan mengenai arah ekonomi. Laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP dan Nonfarm Payrolls akan secara khusus dicermati untuk mengetahui potensi dampaknya terhadap harga emas dan pasar keuangan yang lebih luas.
Selain itu, proyeksi dari model GDPNow Federal Reserve Atlanta mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat mungkin akan melemah, tidak melebihi 2%.
Prediksi untuk Emas masih menunjukan kenaikan yang cukup tinggi dampaknya karena pelemahan USD yang cenderung berkepanjangan. Prediksi untuk emas ini akan cenderung berkepanjangan. Peluang kenaikan ini juga berpengaruh terhadap negara – negara yang cenderung membeli emas untuk investasi masa depan dan cenderung meninggalkan USD atau bisa di katakan “Dedolarisasi” yang dimana potensi penurunan terhadap USD nampaknya harus terjadi karena kenaikan USD pada bulan sebelumnya cukup tinggi. Secara tren
Harga emas berada di bawah tekanan dengan pasar tenaga kerja AS mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Mengutip CNBC, Kamis (9/12/2021) harga emas dipasar spot turun tipis di USD1.784,01 per ounce, mundur dari puncak sesi di USS1.792,90. Sedangkan emas berjangka AS sebagian besar menetap tidak berubah di posisi USD 1.785,50.