Ikhtisar:LCG diketahui telah berusaha menarik trader dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan menyediakan situs web dan layanan dukungan dalam bahasa Indonesia. Namun, penghentian operasi ini membuat para trader Indonesia dalam keadaan limbo.
Entitas London Capital Group Ltd (LCG) yang saat ini terdaftar di Bahama, dan merupakan broker forex ritel dan CFD, kini telah menghentikan operasinya dan telah mengumumkan secara terbuka bahwa tidak mungkin untuk menjalankan operasi mereka lagi setelah kebangkrutan perusahaan induk mereka di Swiss yakni, FlowBank yang juga merupakan broker online dan bank perdagangan yang berbasis di Jenewa.
“LCG Capital Markets Limited mengelola dana dengan rekening di FlowBank SA,” berdasarkan pemberitahuan di situs web entitas luar negeri LCG. “Karena adanya perjanjian signifikan antara LCG Capital Markets Limited dan FlowBank SA, penunjukan Likuidator saat ini membuat LCG Capital Markets Limited tidak mungkin untuk menjalankan operasinya lagi.”
FlowBank, yang memiliki hubungan erat dengan LCG, mengalami kebangkrutan yang menyebabkan LCG menghentikan operasinya. Masalah keuangan FlowBank menciptakan ketidakpastian di seluruh jaringan bisnisnya, termasuk LCG. Dampak langsungnya adalah penghentian layanan perdagangan dan penutupan platform LCG yang selama ini digunakan oleh trader.
Keputusan ini juga menimbulkan kekhawatiran bagi para trader, terutama di Indonesia, karena LCG diketahui memiliki pengguna di Indonesia dan menyediakan layanan di situs mereka dalam bahasa Indonesia.
LCG diketahui telah berusaha menarik trader dari berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan menyediakan situs web dan layanan dukungan dalam bahasa Indonesia. Namun, penghentian operasi ini membuat para trader Indonesia dalam keadaan limbo. Beberapa implikasi utama bagi trader Indonesia adalah:
1. Ketidakpastian Dana: Proses penarikan dana mungkin tertunda atau bahkan terancam tidak dapat dilakukan.
2. Perubahan Broker: Trader harus mencari alternatif broker lain yang andal dan teregulasi untuk melanjutkan aktivitas perdagangan mereka.
3. Kebutuhan Akan Informasi: Trader Indonesia memerlukan informasi yang jelas dan terkini mengenai proses pengembalian dana dan penyelesaian transaksi yang tertunda.
LCG juga dikenal sebagai broker lepas pantai, yang berarti operasinya berbasis di yurisdiksi dengan regulasi yang lebih longgar dibandingkan dengan negara-negara dengan regulasi ketat seperti Amerika Serikat atau Inggris. Hal ini memberikan beberapa keuntungan seperti kebebasan dalam menawarkan berbagai produk keuangan. Namun, ada juga risiko yang lebih tinggi terkait keamanan dana dan perlindungan hukum bagi trader.
LCG merupakan broker forex ritel dan CFD yang dimiliki oleh FlowBank, dan didirikan oleh mantan CEO LCG Charles-Henri Sabet. Sebelumnya, LCG merupakan bagian dari London Capital Group Holdings, yang mengalami masalah setelah delisting dari London Stock Exchange dan NEX Exchange pada tahun 2018.
Pada tahun yang sama, Charles-Henri Sabet, CEO saat itu, membeli LCG, memisahkannya dari London Capital yang bermasalah. Group Holdings, yang dilikuidasi.
Entitas yang mengoperasikan merek LCG di bawah lisensi Bahamas menawarkan instrumen valas dan kontrak untuk perbedaan (CFD). Sementara itu, entitas lain yang terdaftar di Financial Conduct Authority, yang mengoperasikan LCG di Inggris, mengubah model bisnisnya tahun lalu, menjadi broker pengantar untuk IG, yang pernah menjadi perusahaan saingannya.
Pemberitahuan dari LCG Capital Markets Limited yang terdaftar di Bahama datang hanya seminggu setelah FCA memberlakukan pembatasan dalam menerima klien baru dan mengambil simpanan ke entitas kembar yang terdaftar di Inggris.
Saat ini, LCG yang terdaftar di Bahama sedang mempertimbangkan bahwa “ada keadaan darurat atau kondisi pasar luar biasa yang [mungkin] menghalangi [itu] untuk melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban kami.” Perusahaan bertekad untuk menerapkan hal ini dalam kondisi force majeure.
“Kejadian Force Majeure mencakup kejadian-kejadian berikut: (i) setiap tindakan, peristiwa atau kejadian (termasuk setiap pemogokan, kerusuhan atau huru-hara, aksi industrial, tindakan dan peraturan dari badan atau otoritas pemerintah atau supranasional) yang, menurut pendapat wajar kami, menghalangi kami untuk mempertahankan pasar yang teratur di satu atau lebih indeks/pasar yang biasa kami terima transaksinya,” tambah pemberitahuan itu.
Kekacauan bermula ketika regulator Swiss membatalkan izin FlowBank bulan lalu dan menyatakan perusahaan tersebut bangkrut. LCG yang terdaftar di Bahama sekarang juga terlibat dengan likuidator kebangkrutan FlowBank.
Sementara itu, pemegang saham mayoritas FlowBank menyebut tindakan regulator Swiss sebagai “pelanggaran hak” dan bermaksud mengambil “semua prosedur yang diperlukan” untuk menantang keputusan dari regulator.
Apakah nama broker forex favorit Anda masuk dalam Top 5 Terbaik versi BAPPEBTI? Pada 19-Februari-2025, pihak regulator tersebut saja menerbitkan informasi terkini penilaian berkala perusahaan pialang berjangka komoditi resmi Indonesia untuk performa periode kuartal IV 2024.
FBS, broker forex global terkemuka, telah merilis analisis mendalam tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) mengubah lanskap perdagangan online. Laporan tersebut menyoroti peran AI yang semakin meningkat dalam meningkatkan efisiensi, akurasi dan pengambilan keputusan berdasarkan data.
Lagi - lagi, sepertinya iming - iming NDB masih menjadi TREN modus yang digunakan oleh platform trading forex online yang bermasalah. Kali ini FizmoFX Markets TERTANGKAP BASAH oleh seorang trader Indonesia, saat broker tersebut berniat memperdaya sang klien.
Pengguna akan menerima satu hadiah ulasan dan satu hadiah ulasan berkualitas tinggi.