Ikhtisar:Penipuan forex dengan leverage adalah bentuk penipuan yang terjadi ketika individu atau perusahaan menawarkan kesempatan untuk melakukan trading forex dengan leverage. Kasus yang sangat merugikan para trader dan investor ini berhasil dibongkar oleh kerjasama dari regulator TOP dunia. Siapa saja pelaku dan brokernya? Silakan baca selengkapnya
Penipuan forex dengan leverage adalah bentuk penipuan yang terjadi ketika individu atau perusahaan menawarkan kesempatan untuk melakukan trading forex dengan leverage, tetapi kemudian memanipulasi atau menyalahgunakan dana dari para investor.
Leverage dalam trading forex memungkinkan trader untuk mengendalikan jumlah posisi yang lebih besar dari modal yang mereka miliki, sehingga potensi keuntungan maupun kerugiannya menjadi lebih besar. Dalam kasus penipuan, pelaku biasanya menjanjikan keuntungan yang tinggi melalui penggunaan leverage tanpa mengungkapkan risiko besar yang sebenarnya.
Beberapa taktik yang sering digunakan dalam penipuan forex dengan leverage meliputi pemberian informasi palsu untuk menyesatkan, menggunakan dana investor untuk tujuan yang tidak sesuai hingga pelaku beroperasi tanpa izin untuk mengelola dana.
Penipuan jenis ini sangat berbahaya karena leverage meningkatkan risiko, dan jika digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, trader dan investor akan mengalami kerugian besar.
Pada awal Oktober 2024 ini, pendiri dan CEO dari SimTradePro, Robert L. Adams, didakwa oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) atas dugaan penipuan forex dengan leverage. Kasus ini melibatkan lebih dari 100 investor di seluruh Amerika Serikat dan mengakibatkan kerugian lebih dari $2,3 juta atau senilai Rp3,6 miliar. Penipuan ini menyoroti risiko besar dalam perdagangan forex dengan leverage, terutama ketika dana diinvestasikan melalui operator yang tidak terdaftar.
SimTradePro adalah perusahaan yang didirikan oleh Adams dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari investor untuk melakukan perdagangan forex dan logam mulia menggunakan leverage, yang memungkinkan pengelolaan posisi perdagangan lebih besar dari modal yang diinvestasikan.
Dakwaan terhadap Adams dan SimTradePro mencakup beberapa pelanggaran serius, termasuk penipuan, penyembunyian kerugian, dan kegagalan untuk mendaftar sebagai operator resmi. CFTC menuntut disgorgement, yaitu pengembalian keuntungan yang diperoleh secara tidak sah, hukuman finansial, serta larangan perdagangan dan registrasi seumur hidup bagi Adams dan perusahaannya.
CFTC juga meminta agar pengadilan menerapkan permanen injunction, yaitu perintah permanen untuk menghentikan pelanggaran lebih lanjut terhadap Commodity Exchange Act. Kasus ini mencerminkan upaya serius CFTC untuk menindak keras penipuan di sektor forex, terutama yang melibatkan leverage, yang sering kali disalahgunakan untuk memanipulasi investor yang tidak berpengalaman.
CFTC bekerja sama dengan sejumlah lembaga internasional dalam mengumpulkan bukti terkait kasus ini, termasuk Financial Conduct Authority (FCA) dari Inggris dan Australian Securities and Investments Commission (ASIC). Hal ini menunjukkan bahwa penipuan forex sering kali melibatkan operasi lintas negara, sehingga penting bagi regulator di berbagai negara untuk berkolaborasi.
Kasus ini memberikan peringatan penting bagi investor agar lebih berhati-hati ketika memilih platform atau perusahaan trading forex, terutama yang menawarkan perdagangan dengan leverage tinggi. Leverage memang menawarkan potensi keuntungan yang besar, tetapi juga meningkatkan risiko kerugian secara signifikan.
Investor disarankan untuk memeriksa apakah perusahaan yang mereka pilih terdaftar dan diatur oleh otoritas yang relevan, seperti CFTC di Amerika Serikat, atau otoritas di negara lain yang diakui. Selain itu, transparansi mengenai biaya dan risiko perdagangan harus selalu menjadi pertimbangan utama sebelum melakukan investasi.
Kasus SimTradePro menunjukkan bagaimana operator yang tidak terdaftar dan tidak transparan dapat dengan mudah memanfaatkan ketidakpahaman investor tentang risiko leverage. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan mencari informasi yang jelas mengenai legalitas dan rekam jejak perusahaan trading sebelum menyerahkan dana investasi.
Penipuan forex dengan leverage, seperti yang terjadi pada kasus ini, adalah salah satu contoh bagaimana kejahatan keuangan di pasar forex dapat mengakibatkan kerugian besar bagi para korban. Pengawasan ketat dan edukasi investor sangat diperlukan untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan.
Pada kasus penipuan forex dengan leverage, terdapat beberapa nama broker-broker yang terbukti terlibat dengan kasus penipuan ini. Berikut adalah beberapa contoh kasus penipuan forex dengan leverage beserta broker yang digunakan:
1. Gain Capital dan David Harrison
Pada tahun 2018, David Harrison didakwa oleh CFTC atas skema penipuan forex dengan leverage yang melibatkan Gain Capital sebagai broker. Harrison menjanjikan keuntungan besar melalui trading forex, namun justru menyalahgunakan dana para investor, sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi, sementara investor mengalami kerugian besar.
World Markets menawarkan perdagangan otomatis dengan leverage tinggi yang menarik banyak investor. Ketika para investor mulai melaporkan bahwa mereka tidak bisa menarik dana, skema ini terbongkar sebagai penipuan.
3. ForexCT dan Richard Karyan
ForexCT, sebuah broker Australia, terlibat dalam penipuan forex dengan leverage pada tahun 2020. Eksekutif mereka, Richard Karyan, didakwa karena memberikan nasihat palsu tentang risiko leverage dan memanipulasi perdagangan klien untuk merugikan mereka. ASIC menghukum ForexCT atas penipuan ini.
4. ProfitStars
Perusahaan ProfitStars menggunakan beberapa broker dalam skema penipuan forex yang didakwa oleh CFTC pada tahun 2017. Mereka menjanjikan keuntungan melalui leverage, namun kebanyakan investor mengalami kerugian besar.
Kasus-kasus ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan investor dalam memilih broker dan memahami risiko leverage dalam trading forex.
Momentum positif yang patut disyukuri oleh pihak trader forex asal Indonesia, platform broker online Tickmill UK Limited dan tim WikiFX. Proses mediasi yang tidak sia - sia, berhasil menyelesaikan masalah penarikan deposit dana sang pengguna dalam tempo hitungan beberapa hari saja.
Artikel ini membahas tentang kasus kerugian yang dialami oleh 15 investor Indonesia yang berinvestasi melalui broker TD Ameritrade, dengan total kerugian mencapai 8 miliar rupiah. Seperti apa kronologisnya dan penanganan dari kasus ini? Selengkapnya silakan dibaca disini
Keluhan terhadap broker forex OnEquity LLC (ONEQ Global Ltd) bermunculan menjelang akhir 2024. Di bulan Agustus, pengguna asal Hong Kong terkena trik biaya terselubung. Pada September, giliran trader Indonesia yang menjadi korban dengan modus penyalahgunaan lindung nilai.
FXGT.com memperkenalkan solusi trading seluler dan web baru yang memudahkan akses pasar global. Dengan dirilisnya trading tools termutakhir ini, mereka bersaing ketat dengan XM dan juga Exness. Temukan apa saja fitur canggih dan fleksibilitas tinggi untuk pengalaman trading yang lebih efisien dan aman yang mereka tawarkan berikut ini.
EC Markets
FXTM
ATFX
HFM
Pepperstone
IC Markets Global
EC Markets
FXTM
ATFX
HFM
Pepperstone
IC Markets Global
EC Markets
FXTM
ATFX
HFM
Pepperstone
IC Markets Global
EC Markets
FXTM
ATFX
HFM
Pepperstone
IC Markets Global