Indonesia
2021-03-19 10:41
Phân tích thị trườngBiang Kerok Rupiah Lesu: Stimulus Fiskal dari Joe Biden
Các sản phẩm liên quan:
Forex,Khác,Khác,Khác,Khác,Khác
Phân tích thị trường:
Bank Indonesia (BI) menilai biang kerok utama lemahnya nilai tukar rupiah dari dolar AS dalam beberapa waktu terakhir karena pemberian stimulus fiskal dari Pemerintahan Presiden Joe Biden senilai US$1,9 triliun.
Stimulus yang diberikan ke masyarakat negeri Paman Sam ini selanjutnya akan masuk ke pasar keuangan. Hal ini selanjutnya menambah volume dolar AS di pasar dan membuat nilai tukarnya meningkat dari mata uang negara lain, termasuk rupiah.
"Karena stimulus fiskal AS ini kan besar. Pada akhir tahun lalu, belum ada kemungkinan yang US$1,9 triliun disetujui, masih diskusi waktu itu US$900 miliar, terus ada kenaikan di pemerintahan Joe Biden, naik menjadi US$1,9 triliun. Ini yang kemudian di-respons oleh pasar," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual, Kamis (18/3).
Tak sampai di situ, pengaruh stimulus fiskal AS juga meningkatkan imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury.
Perry mencatat yield obligasi AS sempat naik dari kisaran 1,35 persen menjadi 1,67 persen, namun kini berada di kisaran 1,61 persen.
"Tapi seluruh dunia memang mengalami kenaikan yield di surat-surat berharganya," imbuhnya.
Atas kondisi ini, Perry mengatakan rupiah terdepresiasi sebesar 2,2 persen secara rerata dan 1,16 persen secara point-to-point pada Maret dibandingkan kondisi akhir Februari 2021.
Sementara secara tahun berjalan, mata uang Garuda melemah 2,62 persen dari akhir Desember 2020 sampai 17 Maret 2021.
Kendati begitu, bos bank sentral nasional itu mengklaim bahwa pelemahan rupiah masih lebih baik dari negara-negara lain. Khususnya sesama negara berkembang, seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Thailand.
Lebih lanjut, Perry mengatakan BI sudah memiliki sejumlah jurus untuk menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Caranya, yaitu dengan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.
"Nilai tukar rupiah iya memang melemah karena seluruh dunia juga mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Stabilisasi yang kami lakukan adalah untuk jaga stabilitas sesuai fundamental dan mekanisme pasar," jelasnya.
Ke depan, Perry mengaku belum bisa memperkirakan seperti apa laju pergerakan rupiah. Sebab, BI turut mempertimbangkan faktor lain berupa kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Meski The Fed diperkirakan belum akan ubah kebijakan moneternya," pungkasnya.
Sumber : CNN
Jimimalela
Trader
Bình luận phổ biến
Ngành
Có cao quá k?
Ngành
Xin ý kiến liberforex
Ngành
Đầu tư CDG
Ngành
Cắt lỗ
Ngành
Có nên chốt lỗ?
Ngành
Hỏi về dòng tiền
Phân loại diễn đàn
Nền tảng
Triển lãm
IB
Tuyển dụng
EA
Ngành
Chỉ số thị trường
Chỉ số
Biang Kerok Rupiah Lesu: Stimulus Fiskal dari Joe Biden
Indonesia | 2021-03-19 10:41
Bank Indonesia (BI) menilai biang kerok utama lemahnya nilai tukar rupiah dari dolar AS dalam beberapa waktu terakhir karena pemberian stimulus fiskal dari Pemerintahan Presiden Joe Biden senilai US$1,9 triliun.
Stimulus yang diberikan ke masyarakat negeri Paman Sam ini selanjutnya akan masuk ke pasar keuangan. Hal ini selanjutnya menambah volume dolar AS di pasar dan membuat nilai tukarnya meningkat dari mata uang negara lain, termasuk rupiah.
"Karena stimulus fiskal AS ini kan besar. Pada akhir tahun lalu, belum ada kemungkinan yang US$1,9 triliun disetujui, masih diskusi waktu itu US$900 miliar, terus ada kenaikan di pemerintahan Joe Biden, naik menjadi US$1,9 triliun. Ini yang kemudian di-respons oleh pasar," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers virtual, Kamis (18/3).
Tak sampai di situ, pengaruh stimulus fiskal AS juga meningkatkan imbal hasil (yield) surat utang AS, US Treasury.
Perry mencatat yield obligasi AS sempat naik dari kisaran 1,35 persen menjadi 1,67 persen, namun kini berada di kisaran 1,61 persen.
"Tapi seluruh dunia memang mengalami kenaikan yield di surat-surat berharganya," imbuhnya.
Atas kondisi ini, Perry mengatakan rupiah terdepresiasi sebesar 2,2 persen secara rerata dan 1,16 persen secara point-to-point pada Maret dibandingkan kondisi akhir Februari 2021.
Sementara secara tahun berjalan, mata uang Garuda melemah 2,62 persen dari akhir Desember 2020 sampai 17 Maret 2021.
Kendati begitu, bos bank sentral nasional itu mengklaim bahwa pelemahan rupiah masih lebih baik dari negara-negara lain. Khususnya sesama negara berkembang, seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Thailand.
Lebih lanjut, Perry mengatakan BI sudah memiliki sejumlah jurus untuk menahan pelemahan rupiah lebih dalam.
Caranya, yaitu dengan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.
"Nilai tukar rupiah iya memang melemah karena seluruh dunia juga mengalami pelemahan nilai tukar mata uang. Stabilisasi yang kami lakukan adalah untuk jaga stabilitas sesuai fundamental dan mekanisme pasar," jelasnya.
Ke depan, Perry mengaku belum bisa memperkirakan seperti apa laju pergerakan rupiah. Sebab, BI turut mempertimbangkan faktor lain berupa kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Meski The Fed diperkirakan belum akan ubah kebijakan moneternya," pungkasnya.
Sumber : CNN
Forex
Khác
Khác
Khác
Khác
Khác
Thích 2
Tôi cũng muốn bình luận.
Đặt câu hỏi
0bình luận
Chưa có người bình luận, hãy là người bình luận đầu tiên
Đặt câu hỏi
Chưa có người bình luận, hãy là người bình luận đầu tiên