Ikhtisar:Prediksi Emas di cenderung mengalami penurunan yang cukup tinggi, pengaruh penurunan ini karena menguatnya Kembali Imbal Hasil Obligasi AS Yang mendukung kenaikan USD Kembali, ini kejadian di luar ekspetasi, yang dimana potensi gold cenderung menguat akan tetapi mengalami penurunan.
Analisa Teknikal
Prediksi Emas cenderung terkoreksi sejak kemarin, hal ini memang menjadi pengaruh untuk Wait and see, akan tetapi pengaruh untuk koreksi ini masih kemungkinan besar akan cenderung naik karena pergerakan arah trend masih mendukung untuk naik.
Meski di minggu ini ada Berita FOMC yang di prediksi akan cenderung mengalami pelemahan terhadap USD karena efek dari menahan Suku bunga sehingga dengan ini sepertinya akan berdampak ke pelemahan terhadap USD dalam jangka Panjang. Prediksi Penundaan Shutdown Goverment AS akan segera berakhir sehingga efek dari Shutdown Government AS akan terjadi yang membuat AS terancam Bangkrut. Pengaruh ini sesuai dengan arah trend yang dimana Index USD (DXY) cenderung menandakan tanda- tanda akan terjadi penurunan tehadap USD yang cukup signifikan.
Analisa Fundamental
Harga emas jatuh dan terlempar dari level US$ 2.000 per troy ons di tengah penantian pasar akan hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Harga emas di pasar spot pada perdagangan kemarin, Senin (30/10/2023) ditutup di posisi US$ 1.995,87 per troy ons. Harganya jatuh 0,49%. Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat pada tiga hari perdagangan sebelumnya. Pelemahan sekaligus menyeret emas kembali ke bawah level US$ 2.000 per troy ons.
Harga emas masih melemah pada hari ini. Pada perdagangan Selasa (31/10/2023) pukul 06:17 WIB, harga emas melemah 0,06% ke posisi US$ 1.994,59 per troy ons.
Harga emas melandai karena pelaku pasar memilih wait and see menunggu hasil rapat FOMC. Emas juga melandai karena kekhawatiran mengenai ketegangan di Timur Tengah sedikit mereda.
Bank sentral AS The Fed akan mulai menggelar rapat FOMC hari ini hingga Rabu. Bank sentral paling super power di dunia tersebut akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Pasar berekspektasi The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50% pada bulan ini.
Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 98,4% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 99,9%.
Selain keputusan suku bunga, pelaku pasar juga menunggu pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell mengenai sinyal kebijakan ke depan. The Fed pada pertemuan September lalu mengisyaratkan masih akan mengerek suku bunga sekali lagi pada tahun ini meskipun kebijakan akan sangat ditentukan oleh data-data ekonomi.
Data terbaru menunjukkan ekonomi AS masih melaju kencang sehingga inflasi diproyeksi sulit melandai. Ekonomi AS masih tumbuh kencang 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.
Data S&P Global Manufacturing PMI Flash menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level ekspansif yakni 50 pada Oktober 2023, dari 49,8 pada September. S&P Global Service PMI Flash juga menunjukkan penguatan menjadi 50,9 pada Oktober, dari 50,1 pada September.
Inflasi AS masih stagnan di angka 3,7% (yoy) pada September 2023, jauh dari target The Fed yakni di kisaran 2%.
Data ekonomi AS yang masih kuat akan membuat The Fed mempertahankan kebijakan hawkishnya. The Fed mungkin tidak akan menaikkan suku bunga acuan tetapi masih akan hawkish ke depan.
Prediksi Gold untuk hari ini sepertinya sudah menunjukan tanda -tanda penguatan setelah berita rilis kemarin. Berita Rilis kemarin adalah “US Inflation” yang dimana membuat pergerakan Gold cenderung menguat dan USD cenderung melemah, sepertinya untuk tanda – tanda kenaikan sudah terlihat karena dalam beberapa hari ini ada pengaruh dari“Shutdown Government AS" yang menjadi sorotan.
Prediksi Emas hari ini akan cenderung terkoreksi, hal ini bisa di sebabkan karena harga cenderung menunggu hasil dari berita “Non Farm Payroll” nanti malam. Beberapa Investor ingin memanfaatkan moment ini karena berita tersebut merupakan berita yang cukup penting, selain itu Prediksi hasil untuk“Non Farm Payroll" tersebut cenderung Dovish.
Prediksi Emas di cenderung mengalami penurunan yang cukup tinggi, pengaruh penurunan ini karena menguatnya Kembali Imbal Hasil Obligasi AS Yang mendukung kenaikan USD Kembali.
Harga emas dunia turun dari level tertinggi lebih dari satu bulan pada perdagangan Selasa, karena dolar AS yang menguat meski kekhawatiran atas kenaikan inflasi membuat logam kuning bertahan di atas level kunci USD1.800.